Total Tayangan Halaman

Minggu, 20 Mei 2012

SASTRA ADALAH KARYA INTELEKTUAL


1.      Macam-macam Karya Sastra
1)      Puisi adalah ragam sastra yg bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait, suatu tulisan yg bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

2)      Drama adalah komposisi syair atau prosa yg diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yg dipentaskan.

3)      Roman adalah karangan prosa yg melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing, lebih banyak membawa sifat-sifat zamannya pada drama atau puisi.

4)      Cerpen adalah cerita pendek (kurang dr 10.000 kata) yg memberikan kesan tunggal yg dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh disatu situasi (pada suatu ketika).

5)      Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yg berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta, misal: Hang Tuah, Perang Palembang, Seribu Satu Malam

2.      Fungsi Sastra

Dalam berbagai kesempatan banyak pihak memandang sastra secara kurang memadai. Sebagai contoh, banyak orang mengatakan sastra sebagai karya yang tidak serius entah novel, puisi, cerita pendek, atau drama. Bahkan, karya sastra terutama puisi, dianggap sebagai karya lamunan atau khayalan. Maka dari itu, karya sastra bermutu hanya dapat diciptakan oleh seorang yang memiliki tingkat intelektual yang memadai dapat dipastikan tidak mampu menghasilkan karya sastra yang bermutu. Sejak lama sastra diakui sebagai media membangun kesadaran. Bahkan, sastra diyakini memenuhi fungsi hiburan dan edukasi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media penamaan nilai-nilai berorientasi terhadap pengembangan kehidupan seseorang, masyarakat, dan bangsa. Sastra mengandung tuntunan artinya karya sastra memberikan  penawaran nilai atau pemikiran yang diharapkan mengembangkan wawasan kepada pembaca. Sementara itu, sastra sebagai huburan karena sastra memenuhi fungsi memberikan penyegaran. Untaian kata yang dirangkai dengan keindahan bahasa mampu menyegarkan pikiran dan perasaan pembacanya. Sastra membangun kesadaran sudah menjadi keyakinan masyarakat sejak lama.
            Sastra, misalnya puisi, sebagai media penyegaran terhadap kehidupan politik dan birokrasi begi pembaca. Sebagai media penyegaran, sastra sekaligus membentuk atau membangun kesadaran pada diri pembaca. Sebagai missal, seorang birokrat sering kali melenceng dari logika yang memadai. Dewasa ini kita melihat banyak birokrat yang menyalahkan wewenamg, terutama dalam bidang pemerintahan dan material. Hampir setiap hari media menyuguhkan informasi birokrat yang berurusan dengan lembaga peradilan.

3.      Manfaat Karya Sastra
Dalam membaca karya sastra, kita dapat menemukan manfaat-manfaat. Beberapa diantaranya adalah:
1)      Karya sastra besar memberi kesadaran kepada pembacanya tentang kebenaran-kebenaran hidup.
2)      . Karya sastra memberikan kegembiraan dan kepuasan batin. Jadi hiburan yang diberikan adalah hiburan spiritual dan intelektual yang menurut banyak orang kadarnya lebih tinggi daripada kebahagiaan badani.
3)      Karya sastra besar itu karya seni dan memenuhi kebutuhan naluri manusia terhadap keindahan. keindahan adalah kodrat manusia.
4)      Karya sastra yang besar memberikan penghayatan yang mendalam terhadap apa yang kita ketahui.
5)      Membaca karya sastra besar menolong menjadikan pembacanya menusia berbudaya. Maksudnya manusia yang responsif/peka/bereaksi terhadap hal-hal yang luhur, yang baik dalam hidup ini.

4.      Sastra itu Karya Cerdas dan Harus Dipahami secara Cerdas
            Msyarakat sastra termasuk kalangan akademis sastra tidak boleh memandang atau mengatakan bahwa sastra itu hasil khayalan atau lamunan. Sastra sekali lagi harus dipandang sebagai karya intelektual atau karya cerdas. Sejak masa awal (sastra lama) hingga sastra modern, karya sastra di Indonesia mencerminkan hasil karya intelektual. Karya sastra Indonesia pada masa awal lahir dari para intelektual pada masa itu. Pengarang seperti Sutan Takdir Alisyahbana, Marah Rusli dan banyak lagi mereka adalah salah satu tokoh intelektual ketika itu. Mereka adalah generasi baru hasil pendidikan modern sebagai dampak dari pendidikan kolonial belanda.
            Karya sastra yang cerdas hanya dapat dipahami oleh pembaca yang cerdas. Karya cerdas akan menjadi dangkal dan kering sewaktu dibaca dengan tingkat intelektual pembaca yang rendah.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar